Kritis Berestetika

KOLABORASI RIAU RHYTHM DENGAN ISI PADANGPANJANG BANGKITKAN JIWA KREATIVITAS ANAK MUDA


PadangPanjang , PITULUIK – Roadshow Riau Rhythm berkolaborasi dengan ISI Padangpanjang yang diadakan di Gedung Pertunjukkan Hoeridjah Adam, dalam rangka tur perjalanannya yang ke – 3 dengan tema Awan Menunggang Gelombang. Acara ini menuai banyak pujian dan respon positif dari mahasiswa ISI Padangpanjang, yang dimulai dari jam 21.00 WIB (27/03).

Rino Dezapaty selaku fonder dan composer Rhythm menjelaskan di balik tema Awan Menunggang Gelombang, ini dimulai “pada abad ke-15 ketika Ferderan Magelan dari Portugal yang dibiayai raja Spanyol mencari rempah-rempah kebetulan Awang ini orang Sumatera yang bisa membaca arah mata angin, akhirnya nya diajak Ferderan Magelan untuk ikut berlayar bersama hingga sampai ke Filipina singkat cerita Ferderan wafat begitupun dengan wakilnya hingga digantikan oleh Awang untuk menyelesaikan misi perjalanan nya dari Selat Malaka sampai ke Spanyol ” ujar Rino Dezapaty.

Riau Rhythm sendiri melakukan kolaborasi dengan musik-musik tradisi yang ada di Indonesia sehingga membuat daya tarik tersendiri dan memukau banyak respon positif dari kalangan mahasiswa “Kagum, karena acaranya sangat wah untuk para pemainnya, penyanyi juga sangat keren suaranya” respon Lady Sirinne Sirait selaku penonton dan mahasiswa prodi musik. Namun ada sedikit kesulitan didalam acara ini “ketukan dan tempo nya cepat berubah ubah, mahasiswa musik belum terbiasa mengenal itu namun tetap dicoba latihan selama 2 minggu” papar Weldy Saputra selaku kondaktor orkestra, “para pemain orkestra juga ada berasal dari mahasiswa musik angkatan 21 dan 22 serta beberapa alumni” tambahnya.

Dengan adanya Riau Rhythm ini diharapkan dapat memicu generasi muda untuk membuat sebuah karya musik yang berbasic dengan musik tradisi disekitar lingkungan dan mencoba memberi penetrasi kepada genZ “maju terus, kita memang memberi semangat spirit kepada generasi muda” ujar Rino Dezapaty selaku fonder dan composer.  

 

Share:

UKM Persma Pituluik ISI Padangpanjang Menggelar Kerja Sama dengan LPP RRI Bukittinggi


UKM Persma Pituluik ISI Padangpanjang Dr. Sulaiman Juned, M.Sn (Pembimbing) dan Friti Shinta (Ketua Umum Persma Pituluik) serta Abdul Ahmad Gufron (Wakil Ketua Umum Persma Pituluik) bersilaturahmi ke LPP RRI Bukittinggi. Diterima KepSta. LPP RRI Bukittinggi Budi Suwarno, S.Sos., MMPd dan JFT Siaran Ahli Muda LPP RRI Bukittinggi Rismaniar, S.Sos dalam silaturahim tersebut akan digelar kerja sama untuk acara Lomba Presenter dan Lomba Foto bagi Siswa dan Siswi SLTA Se-Kota Padang Panjang . Bukititingi dan Kabupaten Agam. Kegiatan tersebut direncanakan dengan Tema Hari Kartini pada 21 April 2024.

Share:

Struktur LPM Pituluik

Pimpinan Umum

Friti Shinta

Mahasiswa TV FILM


Share:

RSUD Padang Panjang dan UKM KSR Melakukan Kerjasama Donor Darah di Gedung UKM ISI Padangpanjang




Padangpanjang, PITULUIK - UKM KSR ISI Padangpanjang kembali melaksanakan kegiatan donor darah untuk ke-4 kalinya di Kampus ISI Padangpanjang, yang dibantu oleh RSUD dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Padang Panjang. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin setiap 3 bulan sekali (07/03). 


Riza selaku Kepala Ruangan Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) mengatakan "darah yang diambil dari masing-masing pendonor adalah 350 ml". Untuk ketentuan pendonor itu sendiri adalah memiliki tubuh yang sehat tidak, dalam keadaan menstruasi, dan tidak begadang di malam harinya. Hal ini di jelaskan langsung oleh Hamdani, selaku pembina KSR. Sebanyak 30 orang sudah mendaftar untuk  donor darah, namun hanya 13 orang yang memenuhi syarat untuk melakukan pendonoran. Diantaranya; dosen, mahasiswa dan beberapa dari staf lembaga ISI Padangpanjang. 



Salah satu Mahasiswa pendonor bernama Zakia Firdaus mengatakan "saya mengikuti kegiatan donor darah ini agar bermanfaat dan dipakai untuk menolong orang yang membutuhkan".  Begitupun dengan Riza yang sempat mengatakan "semoga kegiatan ini bisa lebih terorganisir serta lebih banyak orang yang mau mendonor. Mudah-mudahan kerjasama lebih baik kedepannya" Ungkapnya.

Share:

TAMAN MARGASATWA: WADAH KONSERVASI HARIMAU SUMATERA DI TENGAH MARAKNYA BENCANA ALAM DAN PERLUASAN LAHAN



Padangpanjang, Pituluik-Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan merupakan salah satu kebun binatang tertua di Indonesia yang berada di Bukittinggi. Hal ini berawal dari gagasan seorang controleur belanda yang bertugas di Bukittinggi saat itu. Hal yang melatarbelakangi controleur tertarik untuk mendirikan Kebun Binatang Kinantan dikarenakan lokasinya yang strategis dengan keindahan di Bukit Malambuang. 29/01

Dimasa sekarang taman margasatwa ini selain dijadikan sebagai objek wisata, juga sebagai wadah untuk konservasi satwa liar dan langka. Salah satunya seperti harimau sumatera. Satwa liar dilindungi seperti harimau sumatera terdapat dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 mengenai konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya, dalam UU ini ditegaskan untuk memelihara satwa liar dan langka, kecuali mendapatkan surat izin dari BKSDA setempat. Tujuan dari UU inipun untuk melindungi satwa liar beserta ekosistemnya, serta meminimalisir pelanggaran, kelalaian dalam pengelolaan satwa liar khususnya harimau sumatera.

Seperti dalam pasal 21 ayat 2 ditegaskan bahwa " Setiap orang tidak di perbolehkan menangkap, membunuh, menyimpan, memperjualbelikan, merusak, dan memusnahkan". Namun berlandaskan pasal tersebut, masih terjadi pelanggaran terhadap satwa liar khususnya harimau sumatera, hal ini diakibatkan oleh ulah manusia yang masih abai terhadap permasalahan yang terjadi pada harimau sumatera beserta ekosistemnya, tanpa mereka tau bahwa dengan mereka melanggar hak-hak yang melekat pada satwa liar, akan berdampak bagi diri mereka sendiri.

Basyarul Aziz, seorang praktisi lingkungan yang menekuni bidang antropologi ekologi mengatakan "Populasi harimau sumatera dari tahun ke tahun semakin sedikit, hal ini disebabkan karena beberapa faktor seperti bencana alam, perluasan lahan proyek, dan keteledoran pemerintah dan lembaga konservasi dan sumber daya alam dalam perlindungan satwa liar". Dikaitkan hubungan antara manusia dengan harimau yang bersifat dinamis dan saling mempengaruhi, manusia mewadahi serta mempengaruhi ekosistem harimau sumatera, lalu harimau memberikan reaksi atas apa yang dilakukan manusia, dan oleh alam yang dinamis. Seperti kasus yang terjadi di Pasaman Timur, harimau memasuki pekarangan rumah warga, memakan ternak, menimbulkan konflik ketakutan akibat ekosistem tempat tinggalnya telah hilang bahkan sulit untuk menemukan makanan bagi harimau itu sendiri.


Semenjak kepunahan harimau jawa dan bali, maka pemerintah gencar-gencarnya memberikan himbauan kepada pemerintah, lembaga berwenang, membentuk penangkaran, dan melakukan sosialisasi serta edukasi kepada masyarakat untuk harimau sumatera. Dilain hal, perlunya partisipasi akademisi yang berfokus pada bidang ekosistem lingkungan, melakukan penelitian mendalam mengenai harimau sumatera, karena perlunya dipahami bagaimana emosi harimau, dan hubungannya dengan manusia (Pengelola TMSBK, masyarakat setempat) dengan tujuan pengembang biakan. Agar kasus yang sama tidak terulang kembali. 

Difokuskan pada taman margasatwa dan budaya kinantan, setelah melakukan observasi kesana, terdapat satu harimau sumatera di penangkaran. Jika dibandingkan, harimau sumatera yang di penangkaran terlihat kurus dan tidak terurus, dibandingkan dengan harimau di alam lepas. Namun positifnya TMSBK ini bertujuan untuk meminimalisir kemungkinan perlanggaran terjadi terhadap harimau sumatera, serta sebagai wadah sosialisasi dan edukasi terhadap masyarakat. Seperti disediakannya museum zoologi, lalu memaparkan literatur mengenai satwa liar di setiap sudut taman margasatwa. Tujuan lain dari penangkaran, diakhirnya memang satwa dilepaskan lagi kehabitatnya, setelah ia mampu beradaptasi, berkembang biak, sehingga kemungkinan punahnya harimau sumatera ini begitu kecil.

Urgensi mengenai kepunahan harimau sumatera dimulai sejak manusia melakukan perluasan lahan, baik itu untuk proyek pertambangan, investasi, sehingga tidak memperhatikan akan rusaknya ekosistem lingkungan sebagai habitat dari harimau sumatera. Lain kepentingan manusia untuk memanfaatkannya sebagai komoditas, seperti pemanfaatan kulitnya untuk pembuatan tas, baju, dan lainnya. Maka semakin gencar pemburuan liar harimau sumatera.

Berita terbaru ini, lain hal yang dilakukan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, bekerjasama dengan TMSBK Bukittinggi untuk menangkap harimau sumatera. Anggota dari BKSDA Sumbar memasang perangkap di hutan daerah Pasaman. Hal ini bertujuan untuk mengamankan satwa liar ini dari faktor-faktor yang dapat menyebabkan kepunahan harimau sumatera. Harimau ini akan di masukkan ke TMSBK, dengan tujuan untuk di rehabilitasi, lalu di lepaskan kembali ke habitatnya. Kenapa ditangkap ?, hal ini bertujuan untuk meminimalisir konflik yang terjadi akibat harimau sumatera pada masyarakat Pasaman Timur. Spesifiknya BKSDA Sumbar menamakan harimau ini dengan nama Puti Malabin, nama ini diambil dari nama Minangkabau, Puti yang berarti Putri, sedangkan Malabin merupakan nagari-nagari tempat harimau itu muncul.

Fenomena ini merupakan bentuk kerjasama berbagai instansi, dalam menanggulangi resiko-resiko kepunahan harimau sumatera. Jadi tidak terdapat intervensi terhadap satwa liar ini. Sehingga keseimbangan secara nature dan culture terjadi. 

Di lansir dari beberapa artikel media, salah satunya kompas.id. Di paparkan bahwa keberadaan harimau sumatera yang berada di taman margasatwa, dan kebun binatang yang seolah-olah menjadi wadah untuk konservasi serta edukasi bagi masyarakat. Namun secara internal, fasilitas untuk melestarikan harimau sumatera, tidak memadai dalam meminimalisir, sehingga menyebabkan kematian pada harimau sumatera itu sendiri. Beberapa faktor dari kebun binatang yang menimbulkan kematiannya seperti tempat tinggal yang terbangkalai, rumput liar yang tumbuh, kandang kotor, sampai makanan dari harimau tidak tercukupi. Seperti kasus yang terjadi di Medan Zoo, kematian harimau sumatera di sebabkan oleh kelalaian penjaga kebun binatang, menyebabkan kurang terawatnya harimau hingga menyebabkan kematian.

Kematian harimau sumatera di Medan Zoo, murni bukanlah kesalahan dari penjaga kebun binatang, namun berakar dari pendanaan untuk penangkaran dan perawatan taman margasatwa termasuk di dalamnya satwa liar. Sehingga dana tidak dapat di optimalkan dengan baik, berimbas pada satwa-satwa liar di kebun binatang.

Share:

MENYALA ABANGKUHH

 


Share:

Wisuda TUCH

 


Share:

Pituluik

 


Share:

NGOPI DAN DISKUSI SANTAI BERSAMA RUANG BACA RIMBA BULAN


Padang Panjang, PITULUIK — Ruang Baca Rimba Bulan Kota Padangpanjang menggelar diskusi inspiratif dengan tema, "Dari Matematika, Sains dan Teknologi ke Proses Kreatif Menulis Puisi". Diskusi ini diadakan di Ruang Baca Rimba Bulan, Silaing Bawah, Padangpanjang, pada pukul 13.30 WIB (28/02).


Seorang pengamat teknologi dan transformasi digital, sekaligus penyair, ketua komunitas jagatsastra milenial, dan pimpinan umum jurnalis Sastramedia.com; Riri Satria, dihadirkan sebagai narasumber. Sesuai dengan tema, beliau mengungkapkan "puisi tidak melulu lahir dari patah hati. Bisa jadi lahir dari matematika dan sains". Beliau juga menambahkan "kegagalan berasal dari rasa takut. Kita ditakuti oleh rasa takut kita sendiri." 


Muhammad Subhan; pimpinan umum majalah digital Elipsis, founder kelas menulis Elipsis, Novelis, sekaligus moderator, memaparkan "kegiatan ini bertujuan agar pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum lebih mengenal Ruang Baca Rimba Bulan". Beliau juga melanjutkan "Selain itu mereka juga bisa mendapatkan ilmu dari pakarnya langsung".

Share:

LPMPITULUIK

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Mengenai Saya

Website Resmi UKM PERSMA PITULUIK Institut Seni Indonesia Padangpanjang Media Berita Seni-Budaya Salingka Kampus

Recent Posts

Unordered List

Sample Text

Pages

Theme Support